Beranda | Artikel
Cerita Ketika Syaikh Abdurrazzaq Ditendang di Masjid Nabawi – Syaikh Abdurrazzaq al-Badr #NasehatUlama
2 hari lalu

Sebelum aku tutup, aku ingin menyampaikan satu cerita yang aku alami sebelum Salat Asar tadi. Aku ingin menceritakannya dengan harapan bahwa cerita ini berfaedah. Aku sedang salat sunah, dan ketika duduk di antara dua sujud, ada seseorang yang ingin lewat di depanku, maka aku julurkan tanganku (untuk menghalanginya), dalam rangka mengamalkan sunah. Aku julurkan tanganku—dan semoga Allah Membalasnya dengan kebaikan dan Berlaku baik kepadanya— lalu dia menangkis tanganku dengan kakinya kuat-kuat sambil jalan. Dia menangkis tanganku dengan kakinya kuat-kuat sambil berjalan di depanku, dan di belakangnya juga ada seseorang yang berjalan di belakang bersamanya.

Aku ingin menyampaikan kepada kalian tentang apa yang aku lakukan dengan niat tolong-menolong dalam kebajikan dan ketakwaan. Lalu aku bersujud dan mendoakan kebaikan untuknya. Aku sujud dan mendoakan kebaikan untuknya.

Aku katakan bahwa dalam keadaan seperti ini, wahai saudara-saudara, harus ada welas asih dalam hati, karena tidak semua yang salah harus Anda marahi. Tidak semua yang salah harus Anda doakan keburukan. Artinya, carilah alasan untuk memaklumi saudara Anda. Anda tidak tahu, mungkin saja dia terpaksa. Bisa jadi dia tak tahu hukumnya yang telah Anda ketahui. Mungkin dia mendapat fatwa bahwa di Masjid Nabawi boleh lewat (di depan orang salat). Karena pernah juga aku salat lalu menahan seseorang (lewat), dan dia menangkisku sambil berkata, “Boleh, di Masjid Nabawi!” Dia berkata padahal aku sedang salat. Sebagian mereka mungkin mendapatkan fatwa itu, maka aku katakan bahwa sikap welas asih dan lembut, itulah yang akan membuahkan hasil.

Adapun marah, mendoakan jelek, dan kesal, semua ini tidak bermanfaat dan tidak membuahkan apa pun.Jadi, doakan! Doakan yang baik untuk saudara Anda. Sekarang, orang yang salah, saudara muslim Anda yang salah, dia keliru karena jahil. Dia salah karena tidak mengetahui, maka kewajiban Anda—jika mampu—adalah mengajarinya dengan lembut. Ajari semampu Anda, dan berdoalah kepada Allah agar Membimbingnya, Memberinya taufik, dan Menunjukkan kebenaran dan yang hak kepadanya. Jangan sampai Anda mendoakan keburukan kepadanya! Jangan sampai Anda mendoakan keburukan kepada saudara Anda dan kesal kepadanya.

Sekarang, berkaitan dengan hal ini, Syekh Bin Baz Raẖimahullahu pernah menuturkan satu kalimat penting, “Zaman kita ini adalah zaman kelembutan.” Artinya bahwa jika Anda tidak bersikap lembut dengan orang-orang, Anda tidak akan berhasil, baik dalam dakwah, menasihati, atau apa pun. Orang-orang takkan mengambil faedah dari Anda. Harus ada kelembutan dan welas asih yang dominan kepada orang-orang, agar manfaatnya terwujud.

Juga, aku ulangi untuk berkata kepada dua orang tadi, semoga Allah Membalas mereka dengan kebaikan, karena telah menjadi sebab adanya faedah ini, yang semoga Allah Menyebarkan manfaatnya dengan karunia dan kedermawanan-Nya.

====


قَبْلَ أَنْ أَخْتِمَ أُرِيدُ أَنْ أُشِيرَ إِلَى قِصَّةٍ حَصَلَتْ لِي قَبْلَ صَلَاةِ الْعَصْرِ أُرِيدُ أَنْ أُشِيرَ إِلَيْهَا لِفَائِدَةٍ أَرْجُو بِإِشَارَةٍ إِلَيْهَا كُنْتُ أُصَلِّي النَّافِلَةَ وَفِي الْجَلْسَةِ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ أَرَادَ شَخْصٌ أَنْ يَمُرَّ مِنْ أَمَامِي فَوَضَعْتُ يَدِي عَمَلًا بِالسُّنَّةِ وَضَعْتُ يَدِي فَجَزَاهُ اللهُ خَيْرًا وَأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْهِ دَفَعَ يَدِي بِرِجْلِهِ بِقُوَّةٍ وَهُوَ مَرَّ دَفَعَ يَدِي بِرِجْلِهِ بِقُوَّةٍ وَهُوَ مَرَّ مِنْ أَمَامِي وَمَعَهُ خَلْفَهُ وَاحِدٌ أَيْضًا يَمْشِي مَعَهُ

فَأُرِيدُ أَقُولُ لَكُمْ مَا فَعَلْتُ حَتَّى يَكُونَ التَّعَاوُنَ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى سَجَدْتُ سَجْدَةً وَدَعَوتُهُ لَهُ سَجَدْتُ وَدَعَوتُهُ لَهُ

أَنَا أَقُولُ يَعْنِي فِي مِثْلِ هَذِهِ الْأُمُورِ يَنْبَغِي يَا إِخْوَانُ أَنْ يَكُونَ فِي الْقُلُوبِ رَحْمَةٌ لِأَنَّ لَيْسَ كُلُّ مَنْ يُخْطِئُ تَغْضَبُ عَلَيْهِ وَلَيْسَ كُلُّ مَنْ يُخْطِئُ تَدْعُو عَلَيْهِ يَعْنِي الْتَمِسْ مَعَاذِيرَ لِأِخْوَانِكَ يَعْنِي قَدْ يَكُونُ هَذَا مُضْطَرٌّ مَا تَدْرِي وَقَدْ يَكُونُ مَا يَعْرِفُ الْحُكْمَ الَّذِي أَنْتَ تَعْرِفُهُ أَوْ قَدْ يَكُونُ أُفْتِيَ أَنَّ فِي الْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ يَجُوزُ الْمُرُورَ لِأَنَّ أَيْضًا مَرَّةً وَأَنَا أُصَلِّي مَنَعْتُ الْوَاحِدَ فَدَفَعَنِي وَقَالَ: يَجُوزُ فِي الْمَسْجِدِ النَّبَوِيِّ وَأَنَا أُصَلِّي يُخْبِرُنِي فَبَعْضُهُمْ قَدْ يَكُونُ أُفْتِيَ بِذَلِكَ فَأَنَا أَقُولُ: يَعْنِي التَّعَامُلُ بِالرَّحْمَةِ وَالرِّفْقِ هُوَ الَّذِي يُعْطِي النَّتَائِجَ

أَمَّا الْغَضَبُ وَالدُّعَاءُ وَالتَّسَخُّطُ هَذَا مَا يُفِيدُ وَلَا يُقَدِّمُ شَيْئًا فَالدُّعَاءُ وَالدُّعَاءُ لِأِخْوَانِكَ الْمُخْطِئُ الْآنَ الْمُخْطِئُ مِنْ إِخْوَانِكَ الْمُسْلِمِينَ يَعْنِي أَخْطَأَ عَنْ جَهْلٍ أَخْطَأَ عَنْ جَهْلٍ فَحَقُّهُ عَلَيْكَ إِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُعَلِّمَهُ بِالرِّفْقِ عَلِّمْهُ مَا اسْتَطَعْتتَ وَادْعُ اللهَ أَنْ يَهْدِيَهِ وَأَنْ يُوَفِّقَهُ وَأَنْ يَدُلَّهُ لِلْحَقِّ وَالصَّوَابِ احْذَرْ أَنْ تَدْعُوَ عَلَيهِ احْذَرْ أَنْ تَدْعُوَ عَلَى أَخِيكَ الْمُسْلِمِ أَوْ تَتَسَخَّطَ

هَذِهِ الْآنَ يَعْنِي الشَّيْخُ ابْنُ بَازٍ رَحِمَهُ اللهُ لَهُ كَلِمَةٌ مُهِمَّةٌ يَقُولُ: زَمَانُنَا هَذَا زَمَانُ الرِّفْقِ يَعْنِي إِذَا مَا تَتَعَامَلُ مَعَ النَّاسِ بِرِفْقٍ لَنْ تُفْلِحَ لَا فِي دَعْوَةٍ وَلَا فِي نُصْحٍ وَلَا وَلَا يَسْتَفِيدُونَ النَّاسُ مِنْكَ لَا بُدَّ أَنْ يَكُونَ هُنَاكَ رِفْقٌ وَرَحْمَةٌ عَظِيمَةٌ بِالنَّاسِ حَتَّى يَحْصُلَ الْاِنْتِفَاعُ

وَأُعِيدُ أَيْضًا أَنْ أَقُولَ عَنِ الشَّخْصَيْنِ جَزَاهُمَا اللهُ خَيْرًا أَنْ كَانَا سَبَبًا أَيْضًا فِي هَذِهِ الْفَائِدَةِ الَّتِي نَرْجُو اللهَ أَنْ يَعُمَّ بِهَا النَّفْعَ بِمَنِّهِ وَكَرَمِهِ


Artikel asli: https://nasehat.net/cerita-ketika-syaikh-abdurrazzaq-ditendang-di-masjid-nabawi-syaikh-abdurrazzaq-al-badr-nasehatulama/